Stop Menyenangkan Semua Orang! | Cerita Motivasi Kerja, Sukses & Diri Sendiri – andhikaisme

Stop Menyenangkan Semua Orang! | Cerita Motivasi Kerja, Sukses & Diri Sendiri – andhikaisme

Dulu saya berpikir bahwa saya harus menyenangkan semua orang di sekitar saya. Teman, keluarga, guru – saya ingin mereka semua menyukai saya. Saya membungkuk ke belakang untuk membuat orang lain senang, bahkan jika itu berarti menempatkan diri saya di urutan terakhir.

Itu melelahkan. Tidak peduli seberapa keras saya berusaha, selalu ada seseorang yang kesal dengan saya tentang sesuatu. Dan semakin keras saya berusaha untuk memperbaikinya, semakin saya merasa lelah.

Suatu hari saya menceritakan kepada nenek saya betapa lelahnya saya berusaha membuat semua orang puas. Dia memegang tangan saya dan berkata, “Sayang, siapa bilang kamu harus menyenangkan dunia? Hidup ini adalah milikmu, bukan milik orang lain.”

Kata-katanya sangat melekat pada diri saya. Saya menyadari bahwa saya telah terlalu sibuk untuk mendapatkan persetujuan sehingga saya kehilangan jejak keinginan dan kebutuhan saya sendiri. Saya telah mengabaikan suara saya sendiri.

Jadi saya memutuskan untuk membuat perubahan. Saya berhenti mengatakan ya pada berbagai hal hanya untuk menenangkan orang lain. Saya mengatakan tidak ketika saya merasa tidak nyaman. Saya membiarkan diri saya menjauh dari pertemanan yang berat sebelah.

Awalnya memang menakutkan. Saya khawatir orang-orang akan berpikir bahwa saya egois. Namun yang mengejutkan saya, orang-orang yang paling penting mengerti. Mereka ingin saya menjaga diri saya sendiri.

Saat ini saya masih berusaha untuk bersikap baik. Tetapi saya tidak membungkuk ke belakang untuk mendapatkan persetujuan. Saya mendengarkan kebutuhan saya sendiri terlebih dahulu. Hidup terasa lebih damai karena saya tidak harus menjadi segalanya bagi semua orang. Satu-satunya orang yang harus saya senangi adalah diri saya sendiri.

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Efektif untuk Pasangan Berumur 35-40 Tahun dengan 2 Anak

Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Efektif untuk Pasangan Berumur 35-40 Tahun dengan 2 Anak

Menjalin sebuah keluarga memerlukan kesediaan diri untuk saling bahu-membahu dalam segala hal, termasuk dalam mengatur keuangan keluarga. Ketika pasangan memiliki anak, tanggung jawab mereka bertambah, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan primer mereka, tetapi juga untuk kebutuhan sang anak.

Namun, mengatur keuangan rumah tangga seringkali dianggap sebagai sesuatu yang menyulitkan.

Banyak pasangan yang terlibat dalam hubungan keuangan yang tidak seimbang, yang pada akhirnya bisa menyebabkan lebih banyak masalah dalam hubungan mereka. Dalam blog ini, kami akan membahas cara-cara efektif dalam mengatur keuangan rumah tangga untuk pasangan berusia 35-40 tahun yang memiliki 2 anak, sehingga dapat membantu memperbaiki keseimbangan keuangan anda dan pasangan.

1.Buatlah Anggaran Pengeluaran Bersama Dengan Pasangan Anda! 

Pertama-tama, penting untuk menciptakan anggaran yang dilakukan bersama-sama. Dalam langkah ini pasangan harus memiliki waktu yang sesuai untuk menyatukan pikiran dan sumber daya dan membahas keuangan bulanan secara terbuka dan jelas. Selain itu, buatlah sebuah daftar kebutuhan primer dan sekunder, serta prioritas anggaran yang harus dipikirkan.

2. Pisahkan Keuangan Primer dan Sekunder

Pisahkanlah keuangan primer dan sekunder anda dan pasangan. Keuangan primer misalnya mendukung kebutuhan sehari-hari dari keluarga, sementara keuangan sekunder biasanya untuk kebutuhan seperti hiburan atau investasi jangka panjang. Dengan memisahkan keuangan primer dan sekunder dengan benar, pasangan bisa lebih mudah mengevaluasi keunggulan dan keuntungan dalam setiap pengeluaran.

3. Manfaatkan Teknologi

Manfaatkan teknologi perbankan online untuk mempermudah pengaturan keuangan keluarga. Ada banyak aplikasi untuk pelacakan keuangan seperti Monefy, MySavings, dan lain-lain yang bisa membantu pasangan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari anggaran yang telah dibuat. Hal ini dapat mempermudah evaluasi anggaran ke depan, dan juga dapat bertindak sebagai pengingat untuk melunasi tagihan yang harus dibayar.

4. Kelola Pinjaman

Jika pasangan memiliki pinjaman dengan bunga tinggi, maka pastikan akan diatur dengan seksama. Manfaatkan cara-cara pembiayaan yang lebih baik seperti dengan mengajukan pinjaman karyawan atau fasilitas kredit konsumen yang memiliki bunga relatif lebih rendah. Dalam hal ini, penting untuk mendiskusikan kesesuaian pembiayaan dan keuangan keluarga dan mencari solusinya bersama-sama.

5. Buatlah Tabungan Darurat

Terakhir, dan yang paling penting, jangan lupa untuk membuat tabungan darurat untuk kejadian yang tak terduga. Tabungan ini harus memadai untuk memenuhi keperluan sehari-hari keluarga selama beberapa bulan.

Dalam menjalin hubungan pasangan, penting untuk memiliki kesamaan dalam menjalankan keuangan keluarga. Melakukan perencanaan keuangan bersama sejak awal dapat menghindari kekhawatiran tentang masalah keuangan di masa depan. Menerapkan strategi efektif dan terus melakukan evaluasi keuangan secara rutin pastinya akan membantu keluarga anda mencapai keuangan yang lebih stabil dan teratur. Semoga cara-cara yang telah kami rangkum di dalam blog ini benar-benar bermanfaat bagi anda dan keluarga tercinta!